Keluarga di Bandung Barat Terdampak Pergerakan Tanah
Pergerakan tanah menerjang Kampung Neundeut, RT 1, RW 5, Desa Sukamanah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Hingga Selasa 19 Desember 2017 sore, tercatat sedikitnya 149 jiwa dari 35 keluarga terdampak retakan tanah.
Informasi yang dihimpun, pergerakan tanah terjadi tak lama setelah gempa berkekuatan 6,9 pada skala Ritcher di Tasikmalaya pada 15 Desember lalu. Retakan tanah terjadi di kolong rumah-rumah warga yang sebagian besar berupa rumah panggung. Selain itu, retakan tanah juga terjadi di beberapa titik dengan kedalaman 20cm-30cm dan lebar 10cm-20 cm.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah KBB, ada 149 jiwa yang terdampak retakan tanah. Mereka terdiri atas 62 laki-laki, 73 perempuan, 3 lansia, dan 11 balita. "Yang terdampak retakan tanah ini berada di satu kampung. Retakan pada rumah mereka berbeda-beda, ada yang besar ada yang kecil," ujar Dicky Maulana, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD KBB di Rongga, Selasa 19 Desember 2017.
Menurut Dicky, pergeseran tanah diperkirakan sudah terjadi sejak lama, tetapi warga setempat baru merasakannya pascagempa di Tasikmalaya beberapa hari lalu. Pergeseran tanah terus terjadi, terutama dipicu hujan dengan intensitas tinggi.
"Pergerakan tanah ini terjadi secara merambat. Jika cuaca hujan deras, memang memicu pergerakan tanah yang lebih berdampak,” ujarnya.
Petugas BPBD KBB langsung turun ke lokasi dan memasang tenda darurat tak jauh dari permukiman warga. Tenda itu bisa digunakan warga untuk tempat pengungsian sementara.
"Banyak warga yang khawatir retakan tanah terjadi lagi, terutama ketika hujan terus menerus dan saat malam hari. Tenda sementara ini bisa menampung hingga 50 orang," ujar Dicky.
Dicky juga mengungkapkan, petugas siap siaga di lokasi untuk melakukan penanganan darurat saat terjadi retakan tanah. Beberapa titik retakan tanah kemarin pun sudah ditutup petugas.
Untuk diketahui, pergerakan tanah merupakan salah satu bencana alam rawan terjadi di KBB. Catatan PR, pada Oktober 2017, sedikitnya 12 rumah warga di Kampung Babakan Salam, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat mengalami retak-retak akibat pergerakan tanah.
Pada 17 November 2016, pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat menyebabkan 35 rumah warga rusak berat dan 124 jiwa mengungsi. Sementara pada 19 November 2016, juga terjadi retakan tanah di Kampung Tonjong, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat yang berpotensi terjadinya pergerakan tanah.
April 2016, pergerakan tanah terjadi di Kampung Dengkeng dan Kubang, Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta. Akibatnya, 6 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 3 rumah rusak ringan. Selain itu, 45 rumah terancam bencana longsor dan pergerakan tanah. Sebanyak 184 jiwa dari 57 keluarga hingga kini masih bertahan di hunian sementara.
Pada 2010, juga terjadi pergerakan tanah di Kampung Tipar Timur, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang. Kejadian itu mengakibatkan sedikitnya 20 rumah rusak ringan hingga berat, 11 di antaranya roboh. Sedikitnya 21 dari 63 keluarga terpaksa mengungsi sementara sisanya mengontrak rumah ataupun bertahan di rumahnya meski kondisinya hampir ambruk.